Uji Publik Kurikulum 2020: Apa kekhasannya?
Uji publik kurikulum S3 Pendidikan Matematika
Unesa dilaksanakan Kamis, 30 Juli 2020. Seminar Uji Publik Kurikulum S3
Pendidikan Matematika Unesa mengundang narasumber ahli dari prodi S3 Pendidikan
Matematika di Indonesia yaitu Prof. Drs. Yaya S. Kusumah, M.Sc., Ph.D. sebagai perwakilan
prodi sejenis dari S3 Pendidikan Matematika Universitas Pendidikan Indonesia,
Prof. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd. sebagai perwakilan prodi sejenis dari S3
Pendidikan Matematika Universitas Negeri Padang dan Prof. Drs. Y.L. Sukestyarno,
Ph.D. sebagai perwakilan prodi sejenis dari S3 Pendidikan Matematika
Universitas Negeri Semarang. Seminar
dibuka oleh Wakil Direktur Bidang Akademik Pascasarjana Unesa, Prof. Dr. Wasis,
M.Si yang menyebutkan acara ini bisa diikuti oleh program studi lain dan
meningkatkan kerjasama dengan Universitas lain se-Indonesia.
Moderator seminar adalah Ketua Prodi S2
Pendidikan Matematika, Dr. Agung Lukito, M.S, yang diawali paparan Kurikulum
Pendidikan Matematika oleh Ketua Prodi S3 Pendidikan Matematika, Prof. Dr.
Tatag Yuli Eko Siswono, M.Pd. Kurikulum dikembangkan berdasar pada Visi dan
Misi Unesa, dan Pascasarjana, serta peraturan-peraturan yang berlaku Kualifikasi Kerangka Kerja
Nasional Indonesia (KKNI) tahun 2012 untuk jenjang 9 (S-3) dan Standar Nasional
Pendidikan Tinggi tahun 2015. Bahan Kajian
yang digunakan adalah hasil tracer study, kurikulum sejenis, keterampilan abad
21, dan tema-tema topic studi grup ICME. Fokus
pembelajaran peserta didik saat ini adalah membekali kemampuan pemecahan
masalah. Kurikulum pendidikan matematika di dalam negeri maupun di luar negeri
berorientasi pada keterampilan pemecahan masalah. Pemecahan masalah menjadi
dasar dalam mengarahkan kemampuan berpikir kritis, berpikir kreatif, berpikir
fleksibel, dan adaptif pada masa yang tidak pasti di dunia masyarakat 5.0 atau
industri 4.0. Peserta didik di tingkat pendidikan menengah atau perguruan
tinggi sebagai sasaran yang perlu dikembangkan dalam pendidikan matematika memiliki
kapasitas dan karakteristik psikologis yang berbeda-beda. Pemahaman terhadap karakteristik psikologi
peserta didik merupakan pondasi mengatasi masalah pendidikan yang terjadi saat
ini. Karakteristik seperti kesadaran, atensi, persepsi, memori, proses memori,
representasi, konstruksi pengetahuan, intelegensi, pemecahan masalah,
penalaran, kreativitas, atau representasi merupakan proses-proses kognitif yang
terjadi pada setiap individu peserta didik. Proses kognitif dalam pemecahan
masalah ini menjadi penciri Program Studi S3 Pendidikan Matematika, karena
proses kognitif sebagai bagian dari karakteristik psikologis peserta didik
merupakan karakteristik dasar yang menjadi pertimbangan dalam memecahkan
masalah pendidikan matematika. Kurikulum yang berlaku saat ini juga
mempertimbangkan aspek perbedaan individu dalam belajar di kelas terutama
perbedaan aspek psikologis. Selain itu,
selama dua puluh tahun, hasil-hasil penelitian mahasiswa dalam disertasi maupun
hasil penelitian dosen mengacu pada aspek proses kognitif, seperti pemahaman,
penalaran, abstraksi, semiotic, embodied cognition, berpikir kreatif,
atau berpikir kritis. Demikian juga dengan publikasi sebagian besar focus pada
aspek proses kognitif baik publikasi nasional, maupun internasional.
Prof. Drs. Y.L. Sukestyarno, Ph.D menyebutkan kurikulum sudah mengikuti aturan KKNI dan SN Dikti, mengikuti minimal sks dan visi misi bagus. Sasaran IPK masih perlu ditingkatkan dari 3.25 dan kerjasama dengan institusi di luar negeri harus ada implementasi. Mahasiswa yang sudah tidak ada perkuliahan sering lalai, sehingga waktu untuk menyelesaikan disertasi lebih lama, sehingga disarankan ada matakuliah wajib sampai semester 6. Prof Drs. Yaya Kusumah, Ph.D, menjelaskankan kurikulum yang dibuat memiliki gagasan dan wawasan sangat kaya, luas, dan komprehensif, serta visi dan misi berorientasi masa depan, realistik, jelas ,teekait, terukur. Kemudian konten kurikulum memiliki materi mendalam, esential, fleksibel, ideal ahli pendidikan matematika. Dokumen kurikulum sudah dirumuskan dari hasil penelaahan yang masif, sistematis, dengan sumber referensi yang luas dan representative. Hal yang perlu ditingkatkan adalah mata kuliah pilihan untuk mahasiswa non linier perlu dieksplisitkan, standar kelulusan sebagai syarat kelulusan belum eksplisit, kurikulum doctor by research dengan teknis yang belum terlihat, persipaan merdeka belajar untuk S3, ketentuan dari mhs luar prodi/universitas, usaha untuk pemerolehan rekognisi internasional dalam hal quality insurance perlu tergambarkan. Kemudian pengembangan ICT based pada kurikulum perlu dieksplisitkan, dan mata kuliah Bahasa Inggris khusus untuk mendukung kemampuan mahasiswa. Prof. Dr. Ahmad Fauzan, M.Pd menjelaskan kelebihan yang sama dari kurikulum yang dibuat. Hanya tujuan yang mengarah pada internasionalisasi belum terlihat eksplisit dan sasaran perlu dimunculkan indikator non rutin terkait reputasi internasional seperti mahasiswa asing, joint research, joint publication, pembimbingan bersama. Perlu membandingkan kurikulum doktor di luar negeri dan apakah masih perlu matematika lanjut di kurikulum, pertanyaannya apakah matematika lanjutnya nanti diperlukan oleh alumni? Perlu group research untuk spesifikasi mata kuliah, disertasi mahasiswa, dan spesialisasi keahlian guru besar atau dosen lain. Mata kuliah pilihan matematika lanjut dipersiapkan untuk bekal mengajar di kampus tempat bekerja dan beberapa perguruan tinggi di dunia mewajibkan penguasaan matematika tersebut untuk seorang doctor pendidikan matematika.#